Rabu, 25 Desember 2013

Laporan Praktikum Farmakologi Dasar Metabolisme Obat


LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM



LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI DASAR
PERCOBAAN II
METABOLISME OBAT





OLEH


NAMA      : INTEN WIDURI WULANDARI
NIM          : F1F1 12 079
KELAS     : B
KELOMPOK : V (LIMA )
ASISTEN             : LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN, S. Farm., Apt.






Jurusan Farmasi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Halu Oleo
Kendari
2013









   


BAB I

PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG

B.     TUJUAN PERCOBAAN

adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah

C.    MANFAAT PERCOBAAN

Adapun manfaat pada praktikum kali ini adalah

D.    PRINSIP PERCOBAAN



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    TEORI UMUM

B.     URAIAN BAHAN

C.    URAIAN OBAT

D.    URAIAN HEWAN COBA

E.     KARAKTERISTIK HEWAN COBA



BAB III

METODE KERJA

A.    ALAT

Alat- alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

B.     BAHAN

Bahan – bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah

C.    PROSEDUR KERJA



BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

a.       Tabel Hasil Pengamatan
No.
Mencit
Rute pemberian
Perlakuan
Onset
Durasi
1.

I
I.M.
Ranitidin + Fenobarbital
5 : 30
5: 58
2.

II
I.M.
Fenobarbital
8 : 13
9: 12
b.   Perhitungan dosis
Dik :    Berat mencit                = 28 gram dan 31 gram
Berat mencit terbesar = 31 gram
Dosis fenobarbital       = 100 mg
Dosis ranitidin             = 50 mg
Volume pemberian maksimal I.M. = 0,05 ml
Dit :    
a.       Dosis mencit = ……?
b.      Buat larutan stok 30 ml untuk fenobarbital
c.       Buat larutan stok 30 ml untuk ranitidin
d.      Volume pemberian untuk fenobarbital
e.       Volume pemberian untuk ranitidin = ….?

Penyelesaian :
a.       Dosis mencit =

·      DM fenobarbital         =

=

·      DM ranitidin              =

=

b.      Larutan stok =

·      Larutan stok 30 ml fenobarbital I. M. = g

=

·      Larutan stok 30 ml ranitidin I. M.      = g

=

c.       Volume pemberian      =


·      Fenobarbital I. M.       =

= 0,05 ml
·      Ranitidin I. M.                        =

= 0,04 ml


BAB V

PEMBAHASAN

Metabolisme obat adalah seluruh proses perubahan reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup setelah obat tersebut diabsorpsi. Metabolisme disebut juga biotransformasi. Namun, terdapat sedikit perbedaan yang metabolisme diartikan sebagai reaksi yang terjadi pada senyawa endogen seperti enzim dan hormon, sedangkan biotransformasi adalah reaksi kimia dalam tubuh sebagai respon terhadap senyawa eksogen atau xenobiotik seperti obat dan makanan. Reaksi biotransformasi dapat berupa oksidasi, hidrolisa dan konjugasi.
Praktikum ini bertujuan utnuk menentukan onset dan durasi terhadap pengaruh efek metabolisme obat fenobarbital dan ranitidin terhadap hewan coba mencit. Terdapat beberapa faktor farmakodinamik yang memengaruhi aktivitas metabolisme obat antara lain sitokrom p-450 yang merupakan enzim pereduksi ;  pembentukan metabolit yang dapat memberikan efek farmakologinya yang lebih kompleks dibanding obat awalnya; lokasi atau tempat kerja dari metabolit yang dihasilkan ; dan perbedaan antara profil farmakokinetik dan farmakodinamik dari metabolit aktif dan obat awal yang menyebabkan konsentrasi dan intensitas efek farmakologi metabolit dan obat awal sulit dibedakan.
Kebanyakan obat akan mengalami biotransformasi dulu agar dapat dikeluarkan dari badan dan pada dasarnya, setiap obat merupakan zat asing yang tidak diinginkan oleh tubuh dan tubuh berusaha merombak zat tersebut menjadi metabolit yang bersifat hidrofil agar lebih lancar diekskresikan melalui ginjal. Jadi, reaksi biotransformasi adalah peristiwa detoksikasi. Singkatnya, tujuan metabolisme obat adalah pengubahan yang sedemikian rupa hingga mudah diekskresi ginjal, dalam hal ini menjadikannya lebih hidrofil.
Umumnya , obat dimetabolisme oleh enzim mikrosom endoplasma sel hati. Saat proses metabolisme, molekul obat dapat berubah sifat antara lain menjadi lebih polar. Metabolit yang lebih polar ini menjadi tidak larut dalam lemak sehingga mudah diekskresi melalui ginjal. Metabolit obat dapat lebih aktif dari obat asal ( bioktivasi), tidak atau berkurang aktif ( detoksifikasi atau bioinaktivasi ) atau sama aktifnya.
Dalam hati, dan sebelumnya juga disalurkan lambung -  usus, seluruh atau sebagian obat mengalami perubahan kimiawi secara enzimatis dan pada umumnya , hasil perubahannya ( metabolit) menjadi tidak atau kurang aktif lagi. Proses ini juga disebut proses detoksifikasi atau bioinaktivasi ( first pass effect ). Ada juga obat yang khasiat farmakologinya justru diperkuat ( bio-aktivasi). Jadi, senyawa obat harus diubah menjadi metabolit- metabolit agar strukturnya lebih sederhana sehingga dapat diubah menjadi senyawa polar oleh enzim spesifik atau voa akskresi dengan menambahkan gugus fungsi -OH, sehingga senyawa tersebut mudah diekskresikan karena tidak segera diabsorpsi dari cairan tubuli ginjal.
Hewan coba yang digunakan pada praktikum ini adalah mencit. Penggunaan mencit sebagai hewan coba dikarenakan mencit relatif mudah dalam penggunaannya, ukuran yang relatif kecil, harganya yang relatif murah, jumlah peranakannya banyak banyak yaitu sekali melahirkan bisa mencapai 16-18 ekor. Selain itu, mencit memiliki sistem sirkulasi darah yang hampir sama dengan manusia serta tidak memiliki kemampuan untuk muntah, karena memiliki katup di lambung, sehingga banyak digunakan untuk penelitian obat.
Percobaan ini diawali dengan penimbangan mencit dan diperoleh berat mencit pertama adalah 28 gram dan berat mencit kedua adalah 31 gram. Penimbangan ini akan digunakan dalam perhitungan dosis dan volume pemberian obat pada mencit. Obat yang digunakan pada percobaan ini adalah fenobarbital dan ranitidine injeksi. Fenobarbital adalah obat yang berfungsi sebagai antikonvulsan atau antiepilepsi yang berkhasiat mengurangi kejang dan epilepsi. Fenobarbital memiliki efek hipnotik dan sedative. Ranitidine adalah obat yang bekerja pada saluran cerna dapat pula digunakan sebagai obat maag. Fenobarbital dapat meningkatkan kerja sitokrom p-450 serta meningkatkan kecepatan beberapa reaksi metabolisme. Fungsi ini berkebalikan dengan fungsi atau efek yang ditimbulkan oleh obat ranitidin, di mana ranitidin merupakan antagonis reseptor-H2 yang dapat menghambat aktivitas enzim sitokrom P-450 dalam memetabolisme obat- obat lain. Hal ini dapat menyebabkan metabolisme obat lain terganggu. Jadi, alasan digunakan obat fenobarbital dan ranitidine pada percobaan ini adalah karena efeknya yang berlawanan dalam proses metabolisme obat dan akan diamati pengaruhnya jika kedua obat tersebut diberikan secara bersamaan.
Tahap selanjutnya adalah perhitungan obat dan larutan stok serta volume pemberian maksimal untuk masing- masing mencit. Larutan stok ynag dibuat harus diencerkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk memperkecil konsentrasi kedua obat, sebab konsentrasi obat yang digunakan merupakan dosis obat untuk manusia, sedangkan yang akan diberikan obat pada percobaan kali ini adalah mencit, sehingga kadar obat harus dikurangi mengikuti dosis mencit. Pengenceran dilakukan dengan menambahkan aqua pro injeksi. Digunakan aqua pro injeksi karena aqua pro injeksi merupakan suatu bahan yang dapat larut dalam jaringan lemak di dalam tubuh hewan sehingga dapat mengurangi rasa perih ketika cairan di suntikkan di dalam tubuh mencit. Disamping itu, aqua pro injeksi merupakan air yang dijernihkan dengan cara destilasi atau dengan reserve osmosis sehingga bebas pirogen, steril, sehingga dapat mencegah kontaminasi pada sediaan, zat aktif dalam fenobarbital dapat larut dalam aqua pro injeksi.
Tahap berikutnya adalah larutan obat ranitidine diinjeksikan pada mencit I. setelah waktunya berselang 5 menit, disuntikkan pada mencit yang sama obat fenobarbital sesuai volume pemberiannya yaitu 0,05 ml. Setelah obat diinjeksikan pada mencit I, langsung dihitung onset dan urasinya. Mencit kedua diberikan obat fenobarbital saja. kedua penginjeksian pada hewan mencit ini dilakukan secara intramuskular yaitu pada pangkal otot paha mencit. Tujuan dibedakannya obat yang diinjeksikan pada kedua mencit tersebut adalah untuk melihat pengaruh pemberian obat- obat tertentu yang diinteraksikan dengan antagonisnya terhadap metabolisme obat di dalam tubuh dengan menghitung onset dan durasinya.
Percobaan ini digunakan obat dengan bentuk sediaan injeksi dengan beberapa pertimbangan diantaranya obat dalam bentuk larutan lebih mudah dan lebih cepat diabsorpsi serta dimetabolisme oleh tubuh yang menjadikannya cepat berefek, sehingga dapat mengefisienkan waktu praktikum.
Setelah dilakukan penghitungan onset dan durasinya,pada mencit pertama dengan pemberian obat fenobarbital yang dikombinasikan dengan obat ranitidin yang memiliki onset 5 menit 30 detik dan durasinya 5 menit 58 detik, sedangkan pada mencit kedua dengan pemberian fenobarbital saja memiliki onset 8 menit 13 detik dengan durasi selama 9 menit 12 detik. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut terlihat bahwa pemberian obat ranitidin yang dikombinasikan dengan obat fenobarbital dapat mempercepat onset obat dan memperpendek masa obat berefek. Hal tersebut disebabkan karena obat ranitidin menghambat aktivitas enzim sitokrom P-450 yang merupakan enzim yang berperan dalam proses metabolisme fenobarbital. Terhambatnya aktivitas enzim tersebut menyebabkan metabolisme obat fenobarbital terganggu sehingga efek terapeutik yang dihasilkanpun kurang optimal. Jadi, hasil pengamatan praktikum ini sesuai dengan literatur yang ada, yaitu obat- obatan yang memiliki kemampuan menghambat ( inhibitor ) akan mempercepat eliminasi obat- obat lain sehingga kadar obat dalam darah lebih cepat hilang.


BAB VI

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa onset pada mencit I dengan pemberian obat ranitidin yang dikombunasikan dengan obat fenobarbital adalah 5 menit 30 detik dengan durasi 5 menit 58 detik, sedangkan onset pada mencit II dengan pemberian obat fenobarbital secara intramuscular adalah 8 menit 13 detik dengan durasi 9 menit 12 detik.

B.     SARAN

Sebaiknya obat yang digunakan pada praktikum metabolism obat lebih bervariasi, sehingga praktikan dapat lebih memahami mengenai obat- obat yang baik dikonsumsi berdasarkan metabolisme dan interaksi obat tersebut di dalam tubuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan dikomen jika ada hal di blog saya yang kurang :)