Jumat, 10 Januari 2014

PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I PERCOBAAN VII ARGENTOMETRI


PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I

PERCOBAAN VII

ARGENTOMETRI







OLEH:
NAMA                        : INTEN WIDURI WULANDARI
STAMBUK                : F1F1 12 079
KELOMPOK             : III (TIGA)
KELAS                       : B
ASISTEN                   : LELY SULFIANY SAULA


LABORATORIUM FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2013


ARGENTOMETRI
A.    TUJUAN
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui cara analisis kimia dengan metode argentometri
2.      Untuk mengetahui konsentrasi suatu spesies kimia dalam sampel dengan metode argentometri.
B.     LANDASAN TEORI
Perak adalah merupakan jenis logam mulia, dapat dipakai untuk pelapis logam.  Salah satu cara untuk dekonsentrasi kation cadmium dengan membuat senyawa kompleksnya, lalu diekstrak dalam pelarut organik. Dengan ligan Hipoksanthin perak dapat mengalami penurunan kadar sekitar 69,63 %, sementara dengan Perak tergolong logam, berwarna putih mengkilat bersifat keras namun mudah dicetak pada temperatur 960-965o. Perak berada di alam bersama-sama dengan tembaga, plumbum, seng dan emas. Perak di alam dapat ditemui dalam bentuk bijih sulfidanya argentite, sebagai horn silver atau garam kloridanya. Isolasi perak dan emas biasanya dilakukan dengan ektraksi dalam kompleks sianida, kemudian dipisahkan dengan proses elektrodeposisi(4,7,8). Salah satu penurunan kation perak dapat ditempuh dengan membentuk senyawa komplek, kemudian senyawa kadmium kompleks yang terjadi di larutkan dengan pelarut organik yang sesuai. Antara kation perak, merkuri dan plumbum memiliki kemiripan sifat. Jika ditambahkan ion klorida ketiga kation tersebut sama-sama membentuk endapan putih dari garam kloridanya. Garam plumbum klorida akan segera larut jika dipanaskan, garam perak klorida larut jika ditambahkan larutan amonium hidroksida. Reaksi-reaksi tersebut diatas biasanya digunakan untuk identifikasi  maupun untuk analisis kuantitatif dari kation perak ( Suhartana, 2007).
Klorin ( Cl2 ) merupakan satu unsure yang ada di bumi dan jarang dijumpai dalam bentuk bebas. Pada umumnya klorin dijumpai dalam bentuk terikat dengan unsure atau senyawa lain membentuk garam natrium klorida ( NaCl) atau dalam bentuk ion kloroda di air laut. Dalam kehidupan manusia, klorin memegang peranan penting yaitu banyak benda-benda yang kita gunakan sehari-hari mengandung klorin seperti peralatan rumah tangga, alat-alat kesehatan, kertas, obat dan produk farmasi, pendingin, semprotan pembersih pelarut dan berbagai produk lainnya. Klorin perlama kali di identifikasi oleh seorang ahli farmasi dari Swedia, Csrl Wilhem Scheele pada tahun 1774, dengan meneteskan sedikit larutan asam klorida (HCl) pada lempeng mangan oksida yang menghasilkan gas berwarna kuning kehijauan. Secara alami, klorin terdapat dalam bentuk ion klorida dengan jumlah relative jauh lebih besar dibandingkan dengan ion-ion halogen lainnya. Kelimpahan ion- ion halogen di perairan alami. Klorin dalam bentuk garam ( NaCl) merupakan bentuk paling aman, sedangkan dalam bentuk gas, klorin dapat diperoleh dengan mengekstraksi larutan NaCl dengan cara elektrolisis ( Hasan, 2006).
Klorida ditentukan dengan metode argentometri dalam larutan netral atau sedikit basa menggunakan kalium kromat sebagai indikator dengan standar perak nitrat sebagai titer. Besi ditentukan dengan kolorimetri. Metode menggunakan 1,10-fenantrolin sebagai chelating
agen. Mangan ditentukan oleh kolorimetri. Metode oksidasi per-sulfat. dalam kolorimetri, metode Shimadzu, Model-1800 UV-Vis spektrofotometer digunakan. Seng, tembaga, timah, kadmium, kobalt, nikel dan kromium yang ditentukan oleh Varian Model-AA240FS cepat
berurutan spektrofotometer serapan atom ( Ahmed, 2010).
Telah dilakukan percobaan analisis khlorida didalam serbuk  dengan teknik titrasi potensiometrik. Sodium khlorida digunakan sebagai sumber standar Cl, asam nitrat digunakan untuk keasaman larutan dan argentum nitrat digunakan sebagai titran. Analisis Cl secara keseluruhan ditentukan oleh titrasi standar Argentum nitrat menggunakan teknik titrasi potensiometrikk dengan elektrode perak. Keasaman dan kandungan uranium didalam larutan berpengaruh terhadap analisis khlorida. Unsur khlorida di dalam serbuk UO2 merupakan unsur pengotor, yang kadarnya tidak boleh lebih dari 10 ppm. Bila kandungan unsur khlorida dalam bahan bakar nuklir (pellet sinter UO2 ) lebih dari 10 ppm, maka sangat mempengaruhi reaksi inti dalam teras reactor. Argentometri adalah titrasi dengan menggunakan larutan AgNo3. Argentometri dibedakan menjadi dua golongan, yaitu argentometri pemebentukan endapan dan Argentometri pembentukan kompleks ( Yudhi, 1998).


C.     ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu :
-          Batang pengaduk
-          Buret
-          Erlenmeyer
-          Filler
-          Gelas ukur
-          Pipet tetes
-          Pipet ukur 10 ml
-          Statif dan Klem
-          Sendok tanduk
-          Timbangan analitik
2.      Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu:
-       AgNO3 0,1 M
-       K2CrO7
-       Sampel air dari sumur fakultas MIPA UNHALU
-       Sampel air merk Maxi
-       Sampel air X



D.   
Sampel air X
 
PROSEDUR KERJA
           
-        Dipipet 10 ml
-        Dimasukkan ke dalam erlenmeyer
-        Ditambahkan 3 tetes indikator K2CrO7
-        Dititrasi dengan AgNO3 sampai berubah warna
-       Diulangi prosedur diatas untuk sampel air sumur MIPA Universitas Haluoleo dan sampel air merk Maxi

Hasil pengamatan

E.     HASIL PENGAMATAN


F.      PEMBAHASAN
Argentometri adalah suatu jenis metode titrasi yang menggunakan garam argentum nitrat (AgNO3) sebagai larutan standar. Dalam titrasi argentometri, larutan AgNO3 digunakan untuk menetapkan garam-garam halogen dan sianida karena kedua jenis garam ini dapat memebentuk suatu endapan atau suatu senyawa kompleks dengan ion Ag+ dari garam standard AgNO3 sesuai dengan persamaan reaksi berikut ini :
            NaX   +  Ag+            AgX   +   Na+     ( X = halida )
KCN   +  Ag+           AgCN   +   K+
KCN   +  AgCN            K{Ag(CN)2}        
Cara analisis argentometri biasanya dipergunakan untuk menentukan ion-ion halogen, ion perak, ion tiosianat serta ion-ion lainnya yang dapat diendapkan oleh larutan standardnya. Titrasi argentometri terbagi menjadi beberapa metode penetapan disesuaikan dengan indikator yang diperlukan dalam penetapan kadar yaitu : metode Mohr, metode Volhard dan  Metode Fajans.
Pada percobaan ini dilakukan analsisis kuantitatif terhadap ion Cl dalam suatu senyawa dengan menggunakan titrasi argentometri dengan metode Mohr atau nama lainnya metode dengan pembentukan endapan berwarna. Pada percobaan yang dilakukan, sampel air X ditambahkan tiga tetes larutan K2CrO7 yang berfungsi sebagai indikator. Selanjutnya larutan dititrasi dengan AgNO3 sampai berubah warna. Pada akhir titrasi, ion kromat akan bereaksi dengan kelebihan ion perak membentuk endapan berwarna merah dari perak kromat, dengan reaksi :  CrO72-  +  2Ag+
Ag2CrO7. Pada saat titrasi, ditambahkan pula larutan X yang mengandung ion Cl, sehingga setelah semua ion Cl2 mengendap maka ion Ag+ berlebih yang tersisa pada saat tercapainya titik akhir titrasi akan bereaksi dengan indikator (K2CrO7) menghasilkan endapan coklat kemerahan Ag2CrO7. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Ag+(aq) + Cl-(aq) -> AgCl(s) (endapan putih)
Ag+(aq) + CrO42-(aq) -> Ag2CrO7(s) (coklat kemerahan)
Melalui titrasi dan pengenceran yang dilakukan , dapat diketahui konsentrasi ion klorida yang terkandung dalam larutan tersebut. Setelah dilakukan perhitunganterhadap hasil pengamatan yang dilakukan , diperoleh konsentrasi sampel air sumur adalah 9 x 10-4 M, konsentrasi sampel air maxi sebesar 10-3 M dan konsentrasi sampel air X adalah 0,0203 M.


DAFTAR PUSTAKA
Ahmed M. J., M. R. H., A. Ahsan, S. Siraj, M. H. R. Bhuiyan, S. C.
B. dan S. Islam, 2010, Physicochemical Assessment of Surface and Groundwater Quality of the Greater Chittagong Region of Bangladesh, Pak. J. Anal. Environ. Chem. Vol. 11, No. 2.

Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta.

Hasan ., 2006, Dampak Penggunaan Klorin, Jurnal Teknik Lingkungan,
Vol. 7, No. 1.

Suhartana, 2007, Kemampuan Ligan Hipoxantin dan Quanin untuk
EkstraksiKation Perak pada Fasa Air- Kloroform, Jurnal Sains & Matematika (JSM) Volume 15, Nomor 1.

Yudhi N, Aminhar L, 1998, Analisis Khlorida Di Dalam Serbuk Uo
Dengan Teknik Titrasi Potensiometrik, Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar Nuklir VI.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan dikomen jika ada hal di blog saya yang kurang :)